Jumat, 04 Maret 2011

Aku Cinta Kamu Sayang

----------------------------------------------

“aku sayang kamu Feb….” ucap Naga, cowok ganteng yang berasal dari Medan sambil memegang fotonya dengan seorang wanita. Air matanya mengalir namun berusaha ia hapus sebisanya. Tangannya memegang kemudi mengarah ke suatu tempat. Bunga lili putih menemaninya dalam perjalanan.
Tangan  kanannya membelai sosok wanita dalam foto itu. Entah apa yang ia fikirkan. Ia berusaha mendekap foto berbingkai itu. Menciumnya membelainya.
Sampai di tempat parkir. Ia beranjak keluar memegang rangkaian bunga lili yang telah ia persiapkan. Ia berjalan dan sampai di suatu ruangan.
“Naga..” itu kata yang terlontar dari bibir putih pucat seorang wanita yang lemas berbaring di tempat tidur ditutupi oleh selimut putih tebal.
“Halo sayang…” Naga mendekat dan mengecup keningnya lalu meletakkan rangkaian bunga lili disampingnya.
Feby tersenyum mengisap lembut aroma bunga lili itu.
“kamu udahh makan ??” tanya Naga membelai pipinya yang dingin.
“udaahh kok.. ugh ugh..” jawab Feby disertai batuk basah.
“kamu kenapa sayang ??” Cepat cepat Naga mengambil segelas air putih diatas meja dan membantu Feby meminumnya.
Sudah enam bulan Feby mendekap lemas di rumas sakit ini. Ia mengalami kanker darah sejak setahun yang lalu. Awalnya Naga tak mengetahuinya. Namun seiring berjalannya waktu Naga merasa curiga dengan gelagat gelagat aneh yang dirasakannya ketika sedang bersama Feby. Hingga akhirnya Naga menemukan kertas hasil labolatorium dan mengetahui semuanya.
“eghmm..” Feby menahan rasa sakitnya.
“kamu rilex aja…” Naga membantu Feby mengatur tubuhnya untuk duduk di tempat tidur.
“Gaa..” Feby memanggilnya lembut.
“kenapa sayang ?” Naga menjawabnya. Perasaan buruk mulai menghujanni otaknya.
“aku pengen kita udahhan..” Ucap Feby dengan lemas sebisanya.
Naga terkejut.
“udahhan ??” Naga memastikan apa yang ia dengar.
“iyaa..” ucap feby agak menunduk.
“enggaakk..” Naga membentaknya agak keras. Ia masih mencintai Feby. Mana mungkin ia mau melepaskan Feby begitu saja.
“aku takut kamu kecewaa.. sebentar lagi aku bakal pergi.. ugh..” ucap feby disertai isakk air mata masih dengan batuk basahnya.
enggakk.. kamu masihh akan hidup seribu tahun lagi bersamaku..” Jawab Naga dengan nada kecewa.
“tapii Gaa…” Kalimat Feby terputus ketika Naga meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.
“sayang… karena akuu, kamuu, dan cinta kitaa..” ucapnya lembut.
Feby memeluknya merebahkan kepalanya di pundaknya. Air matanya membasahi punggung Naga. Begitu juga dengan Naga. Ia tak bisa membendung air matanya.

*****************
“Gaa..” Feby memanggil Naga ketika Naga masuk ke kamar rumah sakit membawakan semangkuk bubur.
“maaf  tadi aku agak sedikit lamaa… soalnya ujaann..”  Naga mengaduk bubur dalam mangkuk itu. Meniupnya dan menyuapkannya pada Feby. Feby menolaknya.
“ayolahh sayang… kamu harus makan…” Naga memasang muka agak melas.
“aku pengen makan ice cream di luar.. melihat petasan.. menatap bintang” ucap Feby setengah memanja.
“Feby….”  Seru Naga lembut.
“please..” Feby memohon padanya.
“enggaakkk,,,, dokter belum bolehhin kamu makan yang kayak gituu.. apalagi di luar hujan,… dingin… nggakk akan aku bolehhin..” larang Naga pada Feby yang semakin memucat.
Feby menunduk sedih. Menolak apasaja yang masuk ke dalam mulutnya.
“sayang….. please… besok kalo kamu udahh sembuhh, aku akan ajak kamu keluar makan ice cream di tengah malam sambil ngeliat bintang..” ucap Naga mantap.
“apa mungkin besok malam aku masihh bisa melihat bintang ?” jawaban Feby membuat Naga sontak menatapnya kecewa.
“aku sudahh bilang berkali kali sama kamu.. kalo kamu masihh akan hidup seribu tahun lagi  bersamaku..” Naga memantapkan omongannya lalu beranjak pergi.  Air mata Feby semakin deras mengalir. Isak tangisnya membuatnya semakin terlihat pucat karena keadaannya.
“Aku cinta kamu Naga..” ucapnya lirih.

******************
“apa dokk ??” ucap Naga setengah tak percaya.
Dokter hanya menunduk penuh sesal. Naga tampak kecewa mendengar ucapan dokter yang mengatakan bahwa Feby sudah tak ada harapan untuk tetap hidup. Naga menunduk pasrah. Beranjak pergi tanpa sepatah kata.
Naga terdiam di kamarnya. Pandangannya tak luput dari foto kekasih hatinya. Tak sangka bila Tuhan harus mengambilnya secepat ini. Air matanya membasahi pipinya. Tekanan batinnya mulai terguncang.
“Ga.. gue capekk dehh sama sikap lo yang kayak gini teruss..” seorang cowok tinggi masuk kamarnya mendekat padanya.
“den..” jawab Naga singkat tak memperdulikan sobatnya disampingnya masih tetap memandang foto berbingkai di tangannya.
“men.. lo harus kuat.. ini udahh takdir Tuhan.. lo nggak bisa terpuruk gini teruss..”ucap  Dennis memegang pundak Naga.
Naga tetap terdiam tak menjawab. Membuat Dennis geram dengan ulah sobatnya.
“apa lo mauu suatu saat nanti saat Feby pergi, dia sedihh karena lo nggak bisa nerima kepergian dia..?” Jelas Dennis agak keras. Membuat Naga menoleh.
“men… mending lo bikin sesuatu yang bikin feby seneng,, bikin Feby ketawa di hari hari terakhirnya” terus Dennis meyakinkan Naga.
Naga menatap foto itu kembali. Mengusap air matanya.

******************
Teringat akan kata kata Dennis yang membuatnya agak tercolek membuatnya berniat untuk tak ingin melewatkan hari hari indah bersama Kekasih hatinya. Ia menyewa taman kecil penuhh pohon dan bunga. Menghias semuanya.  Tergelantung balon balon lucu, dan lampu kelap kelip di atasnya. Ia tak memperdulikan HAPEnya yang berdering.
Menyiapkan sepuluh kotak ice cream yang Feby inginkan ketika itu. Menyembunyikan petasan dalam berbagai bentuk dibalik semak semak untuk dinyalakannya ditengah malam penuh bintang. Betapa romantisnya nanti malam saat feby datang kemari. Semua tertata rapi.
Naga tersenyum senang melihat hasil usahanya yang sangat indah ini.
Jam tujuh malam, Naga turun dari mobilnya menggenggam setangkai bunga mawar putih favorite Feby. Berjalan kearah ruangan Feby yang letakknya di bagian sudut belakang. Seseorang mengikutinya dari belakang. Entah siapa dan dimana orang itu. Ketika Naga menoleh ke arah belakang tubuhnya, tak ada seorang pun disitu. Naga hanya berfikir positif mencoba berjalan terus menyusuri lorong rumah sakit di kala malam itu.
Malam itu dingin. Namun Naga belum juga sampai pada ruangan tempat Feby di rawat. Hingga ia mendengar suara seorang wanita di belakangnya.
“Aku cinta kamu sayang….” Suara itu menggema di belakang Naga. Naga menoleh. Tak ada seorang pun di belakangnya.  Bulu kuduk Naga berdiri entah ketakutannya atau rasa dingin yang menyelimuti tubuhnya.
Naga sampai depan pintu ruang kamar feby. Naga membukanya dan..
Kosong.. ruangan itu kosong. Tak ada seorang pun disana. Naga beranjak ke  arah kamar mandi..
“sayang…” Naga memanggilnya namun tak ada jawaban. Hingga akhirnya seorang dokter masuk dan mengatakan suatu hal pada Naga.
“ia telahh pergi..”
“dokk.. dokter bercandakan ?? nggak mungkinn..” Naga seolah tak percaya dengan kalimat yang barusan ia dengar.
Dokter terdiam sejenak. “tadi sore ia dibawa keluarganya pulang..”
Hati Naga terpukul. Sesalnya tak menjawab deringan hapenya yang berasal dari keluarga Feby tadi sore. Tak ia kira akan secepat ini Feby meninggalkannya. Ia berlari beranjak meninggalkan dokter. Masuk ke dalam mobilnya arah rumah Feby. Foto berbingkainya menemaninya dalam perjalanan. Naga hanyut dalam kesedihannya.

****************
“sayang.. buka mata kamuu…” ucap Naga terpuruk meneteskan air matanya menggoncangkan tubuh tak bernyawa itu
“secepat inikahh ??” Ucap Naga terhanyut oleh kenyataan bahwa ia harus kehilangan sosok wanita yang sangat ia cintai.
“sayang… aku udahh siapin semuaa… keinginan kamu makan ice cream di luar.. di taman penuhh lampu, balonn, dan petasaann…” naga tak dapat membendung air matanya. Isaknya membuat pandangan orang lain mengarah padanya. Tak dapat ia pungkiri kesedihannya. Dicium olehnya bibir putih pucat Feby yang tak bernyawa. Air matanya membasahi wajah feby yang pucat pasi.
“kemarin sebelum Feby pergi.. ida sempet nitip surat ini ke kamu..” seorang wanita agak tua yakni ibunya Feby menyerahkan sepucuk surat bertuliskan depan to : Naga
Naga membukanya dan membaca isi surat itu

Rasa damai bersamamu.. hilang keterpurukanku ketika kau ada disampingku.  Kau cahaya sunyi termanis untukku. Aku tak mampu menghilangkan semua kenangan itu. Kenangan kita. Awal jumpa kita dulu. Hingga detik detik kepergianku.
Aku takuuttt… akuu takuutt bukan karena aku akan pergi darimu… tapi aku takuutt.. takutt membuatmu semakin terngiang oleh kepergianku.
Kuingin kau bangkit dalam keterpurukan itu. Aku disini menunggumu.. dan tetap ada untuk mu.. karena aku mencintaimu

Feby

Esoknya pada saat pemakaman pun ia masih terdiam. Ia menyesali semuanya. Ia tak bersamanya ketika detik detik kepergiannya. Ia terpukul akan semuanya. Dennis berusaha mengajaknya bangkit. Naga masihh menolak ajakannya membisikkan sebuah kalimat di samping batu nisan..
“aku cinta kamuu sayang..”


the End..
just a fiction :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar